Distro Academy : School of Clothing
Menjerit, begitulah kalau kita dengarkan curhat para pengusaha sablon dan konveksi. Dulu, sebelum puasa sudah tutup order, kini menjelang takbir pun masih open order. Sepi.
Beberapa pengusaha menjual seperangkat alat sablon dan seperangkat alat konveksi. Tunai atau kredit. Sah.
Kondisi ini, tidak hanya berlangsung ditahun ini, beberapa tahun sebelumnya nyaris sama. Begitu yang disampaikan mayoritas pengusaha di bandung. Tapi sebagai pengusaha, lebih baik diam daripada berbagi rasa kelu kepada banyak orang. Namun, begitulah sejatinya yang umum dihadapi oleh para pengrajin.
Lantas bagaimana mengatasi sepinya order. Beberapa pelaku usaha, banting harga berdarah-darah, kadang nyaris kerja bakti alias tak ambil untung, agar anak buah bisa makan. Atau sekedar mempertahankan agar pelanggan tak lari. Seribu cara dilakukan agar tetap berdiri tegak.
Bahkan ada yang menangis, bagaimana saya harus menutup usaha saya, karena selama 25 tahun ini saya hidup sejahtera dengan usaha ini. Salah satu pengusaha kaos senior di bandung berbagi rasa. Dan tetap ingin tegar sambil menunggu badai berlalu.
Menunggu badai, adalah tindakan pasif. Bagaimana langkah aktif agar kita bisa keluar dari pusaran krisis ini.
Barangkali, ini tips yang bisa dilakukan. Jika anda sepi order, coba bangun brand atau produk sendiri. Awalnya memang sulit, apalagi bagi yang telah lama pendapatannya hanya bergantung pada orderan.
Jika hanya bergantung pada orderan, maka saat ada order, ada kerjaan dan pemasukan, saat sepi, maka sepilah workshop kita. Maka mulai saat ini, coba disaat sepi memutar otak untuk membikin brand sendiri. Jika itu dirasa berat, mulailah dari yang kecil. Start small.
Orderan itu tidak langgeng, tetapi brand produk lebih langgeng. Dengan mengkombinasikan antara terima order (pull) dan menerbitkan produk (push), maka dapur anda akan tetap ngebul setiap saat, minimal maaih bisa berasap saat kondisi sulit.
Membangun brand memang membutuhkan stamina. Tapi semua jerih payah akan terbayar. Apalagi dalam kondisi-kondisi sulit. Ia akan menjadi penolong.
Malah suatu hari, komposisi orderan bisa jadi terus mengecil, dan komposisi produk sendiri lebih besar. Ini jauh lebih sehat bagi usaha anda.
Jadi mulailah, jangan hanya sibuk mengejar order, tapi mulai berpikirlah membangun brand sendiri. Bisa diibaratkan, kalau orderan untuk makan hari ini, tapi brand kita untuk makan esok dan lusa.
Pic dr www.sekolahsepatu.com
Mengatasi Sepinya Order
Menjerit, begitulah kalau kita dengarkan curhat para pengusaha sablon dan konveksi. Dulu, sebelum puasa sudah tutup order, kini menjelang takbir pun masih open order. Sepi.
Beberapa pengusaha menjual seperangkat alat sablon dan seperangkat alat konveksi. Tunai atau kredit. Sah.
Kondisi ini, tidak hanya berlangsung ditahun ini, beberapa tahun sebelumnya nyaris sama. Begitu yang disampaikan mayoritas pengusaha di bandung. Tapi sebagai pengusaha, lebih baik diam daripada berbagi rasa kelu kepada banyak orang. Namun, begitulah sejatinya yang umum dihadapi oleh para pengrajin.
Lantas bagaimana mengatasi sepinya order. Beberapa pelaku usaha, banting harga berdarah-darah, kadang nyaris kerja bakti alias tak ambil untung, agar anak buah bisa makan. Atau sekedar mempertahankan agar pelanggan tak lari. Seribu cara dilakukan agar tetap berdiri tegak.
Bahkan ada yang menangis, bagaimana saya harus menutup usaha saya, karena selama 25 tahun ini saya hidup sejahtera dengan usaha ini. Salah satu pengusaha kaos senior di bandung berbagi rasa. Dan tetap ingin tegar sambil menunggu badai berlalu.
Menunggu badai, adalah tindakan pasif. Bagaimana langkah aktif agar kita bisa keluar dari pusaran krisis ini.
Barangkali, ini tips yang bisa dilakukan. Jika anda sepi order, coba bangun brand atau produk sendiri. Awalnya memang sulit, apalagi bagi yang telah lama pendapatannya hanya bergantung pada orderan.
Jika hanya bergantung pada orderan, maka saat ada order, ada kerjaan dan pemasukan, saat sepi, maka sepilah workshop kita. Maka mulai saat ini, coba disaat sepi memutar otak untuk membikin brand sendiri. Jika itu dirasa berat, mulailah dari yang kecil. Start small.
Orderan itu tidak langgeng, tetapi brand produk lebih langgeng. Dengan mengkombinasikan antara terima order (pull) dan menerbitkan produk (push), maka dapur anda akan tetap ngebul setiap saat, minimal maaih bisa berasap saat kondisi sulit.
Membangun brand memang membutuhkan stamina. Tapi semua jerih payah akan terbayar. Apalagi dalam kondisi-kondisi sulit. Ia akan menjadi penolong.
Malah suatu hari, komposisi orderan bisa jadi terus mengecil, dan komposisi produk sendiri lebih besar. Ini jauh lebih sehat bagi usaha anda.
Jadi mulailah, jangan hanya sibuk mengejar order, tapi mulai berpikirlah membangun brand sendiri. Bisa diibaratkan, kalau orderan untuk makan hari ini, tapi brand kita untuk makan esok dan lusa.
Pic dr www.sekolahsepatu.com
Label:
Kiat Bisnis Sablon